Zoom Meeting 15 Tahun Refleksi Gempa dalam Tema Merawat Ingatan Masyarakat dalam Mewujudkan Bantul T
Segoroyoso (27/05/2021) – Pemerintah Kabupaten Bantul dalam tema Merawat Ingatan Masyarakat dalam Mewujudkan Bantul Tangguh Bencana  merupakan kegiatan  Refleksi  15 Tahun Gempa Bumi Bantul. Acara yang terpusat di tugu prasasti episentrum gempa bumi Bantul yang terletak di Kalurahan Srihardono, Pundong, Bantul dimulai pada pukul 09.00 WIB. Hadir secara langsung dalam acara tersebut yakni  Drs. HM Idham Samawi (anggota DPR RI dan Bupati Bantul periode 1999 – 2010), Lilik Kurniawan, ST, M.SI (sekretaris Umum BNPB), Joko B Purnomo (Wakil Bupati Bantul), DR. Ir. Jatmika Setiawan, MT (Ketua Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta), Drs. Dwi Daryanto, M.Si . (Kepala Pelaksana BPBD Bantul), Waljito, SH (Ketua FPRB Kabupaten Bantul), serta para saksi pelaku peristiwa Gempa Bantul 2006.
Â
Selain dari hadirin yang ada di lokasi tugu prasasti episentrum di Pundong tersebut acara juga dapat diikuti secara live melalui youtube, facebook, juga secara daring. Hadir secara daring adalah dari Kalurahan Segoroyoso Lurah, Kasie Jagabaya, Babinsa, Babhinkamtibmas, Â pamong dan staf, serta para relawan FPRB Segoroyoso.
Â
Kasie Jagabaya, Rusgiyanti dalam wawancaranya menyampaikan bahwa pada saat terjadi gempa bumi pada 27 Mei 2006 Segoroyoso yang merupakan cesar opak tersebut mengalami kerusakan di bidang infrastruktur dengan kondisi rusak berat, sebanyak 95ºngunan baik hunian maupun fasilitas umum roboh. Korban jiwa sekitar 103, korban luka berat, dan luka ringan juga banyak jumlahnya dari sekitar 2000 KK dan 10.000 jiwa. Korban luka berat dan luka ringan tidak dapat diperoleh angka secara pasti, mengingat  data yang belum teradministrasi dengan baik pada waktu itu. Namun secara lapangan, terhadap korban langsung dilakukan evakuasi oleh warga masyarakat sekitar karena belum adanya bantuan dari Pemerintah.  Masyarakat secara bahu membahu, saling tolong menolong, menjadi relawan membantu mengevakuasi korban dengan alat seadanya. Mendirikan terpal untuk hunian sementara, mendirikan posko darurat, mengungsi dipersawahan, lahan kosong, lapangan, serta perbukitan karena tersiar isu adanya tsunami. Tempat-tempat pengungsian tersebar di sekitar 25 titik di seluruh wilayah Kalurahan Segoroyoso.
Â
Bantuan Pemerintah baru dapat diterima beberapa hari kemudian, yang selanjutnya disusul dengan bantuan-bantuan dari berbagai pihak seperti JRF, Word vision, IOM, Astra, sibalec, serta pihak-pihak swasta lainnya. Dukungan bantuan dari pemerintah dan swasta tersebut mampu mempercepat proses recovery, karena masyarakat diedukasi dan diorganisir sehingga tahapan recovery lebih tertata dan target sesuai dengan perencanaan. Proses recovery Kalurahan Segoroyoso berjalan selama 2 tahun, dan alhamudlillah masyarakat sudah pulih kembali baik secara ekonomi, social, dan kegiatan lainnya.#R-na
Â
Â
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin